Rabu, 21 November 2012

#2


LUCKY

Dan pada akhirnya gw ga bisa menahan air mata gw. Oke! Kali ini gw akan membiarkan air mata gw berjatuhan sebanyak yang mereka inginkan. J

Gw ga akan melarangnya lagi. Karena gw tau, gw bisa ngerasain banget gimana sakitnya menahan air mata. J

Katakanlah gw munafik. Gw bisa dengan santainya tersenyum untuk semua orang, dengan hati gw yang sehancur-hancurnya.  Gw bisa tertawa lebar bersama orang dideket gw dengan otak yang tak pernah berhenti berfikir bagaimana cara gw keluar dari semua masalah ini.

Semua itu gw lakukan karena gw ga mau kehilangan semua orang yang gw sayang. Cukup gw jauh dari mereka semua. Tapi yang gw mau sejauh apapun kita, gw masih bisa merasakan betapa semua orang disekeliling gw menyayangi gw.

Sejenak gw pejamkan mata. Gw flash back ke masa dimana gw masih bersama keluarga gw. Keluarga gw yang begitu menyayangi gw, yang selalu memberikan apapun yang gw mau. Yang selalu membangunkan gw saat gw terjatuh. Yang selalu memanjakan gw. Yang selalu memeluk gw disaat gw penuh dengan ketakutan. Yang selalu mengusap air mata gw disaat gw menangis.

Ya, betapa mereka menyayangi gw saat itu. J

Tapi semua berubah begitu cepat. Mereka lebih mementingkan perasaan mereka. Mementingkan ego mereka. Terkadang dalam benak gw muncul beribu pertanyaan yang sampai sekarang ga pernah gw temukan jawabannya.

Apa mereka tau saat ini gw butuh mereka?
Apa mereka tau saat ini gw rindu pelukan hangat dari mereka?
Apa mereka tau saat ini gw benar-benar merasa sendiri berada di dunia ini?
Apa mereka tau saat ini gw punya banyak cerita?
Apa mereka tau saat ini gw menahan banyak air mata?
Apa mereka tau saat ini gw menumpuk beban?
Apa mereka tau saat ini gw merindukan mereka?
Apa mereka tau gw mau mereka berkumpul lagi bersama gw, kk gw dan ade gw?
Dan apa mereka tau betapa gw sayang mereka dan membutuhkan mereka?

Mungkin semua pertanyaan gw terlihat lebay, payah, cengeng, semua deh. Tapi sungguh kali ini gw serasa ingin marah, tapi gw juga ga mau marah. Gw pengen nangis, tapi gw juga ga mau nangis.

Semua keadaan telah berubah saat mereka memutuskan untuk berpisah. Berpisah dan benar-benar berpisah. Kehidupan gw jadi benar-benar berubah. Ternyata untuk dapat menerima kenyataan itu ga semudah membalikan telapak tangan. Butuh proses yang panjang. Butuh hati yang benar-benar tulus. Benar-benar ikhlas. Terkadang gw berfikir gw adalah orang yang kurang beruntung. Tapi itu adalah salah besar. Ini adalah salah satu keberuntungan gw.

Dari semenjak kejadian perpisahan mereka, gw dipaksakan untuk bisa hidup sendiri apapun itu alasannya. Gw dipaksakan untuk menjadi benar-benar seribu kali lipat lebih kuat dari gw yang biasanya. Gw dipaksakan untuk menjadi sosok yang bisa menerima kehadiran anggota keluarga baru. Gw dipaksakan untuk menjadi dewasa apapun itu alasannya. Gw dipaksakan untuk tidak merasakan sakit. Gw dipaksakan untuk terus berjalan menerima apapun didepan yang akan menerpa gw.

Saat pertama gw masuk ke perguruan tinggi, gw benar-benar jauh dari mereka. Kita sekeluarga berpisah. Gw putuskan untuk menetap di salah satu kota, untuk gw menuntut ilmu. Bertepatan dengan itu, kakak gw yang balik ke jepang untuk melanjutkan pendidikannya di sana. Ibu gw memilih untuk kembali ke rumah orang tuanya yang berada di pedalaman, dan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk bisa sampai di sana. Dan ayah gw pada akhirnya tetap tinggal di rumah kita yang dulu bersama keluarga barunya.

Saat-saat pertama gw dikenalkan dengan 3 orang adik tiri gw, rasanya sakit. Tapi gw berusaha untuk menerima mereka semua. Meskipun pada kenyataannya mereka semua yang tidak memperlakukan gw sewajarnya dengan hak  gw sebagai anak dari ayah gw sendiri. Semakin lama gw jauh dari keluarga ini, gw semakin merasa menjadi orang asing berada diantara mereka. Dan lagi-lagi gw harus tetap bisa menerima. Karena mereka juga sekarang adalah bagian dari keluarga gw.

Satu tahun yang lalu gw di fonis terkena tumor. Awalnya itu memang tumor jinak. Dokter tidak menyarankan untuk penganggkatan tumor itu, karena tak ada pilihan yang akan menyelamatkan gw. Jika tumor itu diangkat akan menyebabkan tulang rahang gw rapuh. Dan tau kan artinya, jika tulang rahang gw rapuh. Dan jika tidak diangkatpun, akan semakin mendekati saraf-saraf di sekitarnya.

Tapi meskipun begitu gw ga pernah mau mengeluh hanya karena ini. Karena gw tau, dengan mengeluhpun itu tidak akan merubah keadaan. Gw bisa ko bersikap normal, seperti orang normal lainnya. Meskipun terkadang disaat malam datang, gw harus menahan betapa sakitnya menahan penyakit gw ini. J

Baru-baru ini gw dihadapkan dengan masalah pertemanan gw. Prinsip gw masih tetap sama, bertemanlah dengan siapapun itu. J

Meskipun terkadang harus gw yang selalu menyesuaikan dengan mereka semua. Apapun yang 
terjadi tetaplah hanya diri gw sendiri yang tau. Tak banyak orang yang tau gw seutuhnya. Sesekali gw iri dengan mereka yang punya banyak teman dan mereka bisa menceritakan segala sesuatunya yang terjadi pada diri mereka, dan mereka semua dapat saling mengerti satu sama lain. Sedangkan gw, terkadang gw masih harus menyembunyikan rasa kesal gw disaat gw diperlakukan tidak semestinya.

Dan lagi-lagi gw harus bisa menerima semua kenyataan ini. Sekali lagi, gw adalah cewe yang beruntung. Karena tuhan masih menyayangi gw. Dengan semua ini gw bisa belajar menjadi cewe yang kuat. Apapun yang terjadi, gw yakin pasti ada makna yang bisa gw ambil. :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar