Sabtu, 30 Oktober 2010

Tak Dapat Ku menyentuhnya "cinta"

   “sher, gimana kabarmu dengan Andre?”aku dekati Sherly yang sedari tadi hanya terdiam membisu di koridor sekolah. “Andre? Hmm, aku? Dengan Andre?”tampaknya dia bingung dengan yang aku tanyakan. “iya, kamu. Memangnya siapa lagi? Ga usah pura-pura ga tau deeh”sedikit nadaku menyindir, sepertinya dia semakin kebingungan. “hmmm, entahlah. Aku bingung cha”mengangkat tubuhnya yang kemudian meninggalkan aku. “tunggu Sher, ada apa sih ini?”aku mencoba mengejar Sherly yang tetap berjalan dengan santainya.
    “aku bingung cha, meskipun aku udah kenal Andre selama beberapa bulan ini, tapi aku belum yakin dengan perasaannya itu. Malah aku merasakan ada kenyamanan dalam hati ini setiap aku berada di dekat Rio” Sherly kemudian terdiam sejenak, tas yang dia bawa spontan terjatuh, ia sandarkan tubuhnya pada tembok-tembok di sebelahnya. “cha, jauuh dalam hati ini aku merasakan sakit. Sakit yang begitu sakit. Hati ini benar-benar terluka. Ingin aku hentikan semua ini,mencoba untuk membuka lembaran baru tapi sulit cha. Semakin hari aku semakin merasakan ketenangan bersama Rio. Dan aku tau dia telah ada yang memiliki”air mata di mata indah Sherly bercucuran begitu saja.
    Aku mengerti apa yang dia rasakan saat ini, sakit memang berjalan bersama dengan cowok yang tidak sedikitpun diketahui akan membawanya kemana. Yang dia butuhkan adalah cinta yang tulus. Bukan seperti ini. Rio memang terkenal sebagai cowok yang mudah mencintai setiap cewek di dekatnya, dia juga sangat lihai mengeluarkan berjuta-juta gombalan yang tak pernah ada habisnya untuk memikat setiap cewek yang dia suka.
    Andre yang kutau selama ini mengejar-ngejar sherly, sosok cewek yang anggun mempesona, hatinya yang begitu lembut, mata kecoklatannya yang indah, badannya yang tinggi semampai membuat andre semakin tergila-gila padanya. Andre adalah cowok yang kaku yang tak tau apa yang harus dia lakukan dengan perasaannya. Ya, aku tau Andre memang menyayangi Sherly, TULUS. Tapi tak pernah punya keberanian untuk benar-benar berada dalam cintanya.
    Suatu hari, Andre memergoki Sherly yang sedang bersama Rio di sebuah taman, hatinya begitu hancur antah berantah. Andre memang tidak menangis, tapi hati kecilnya berteriak, merintih kesakitan menahan semua ini. “sampai kapan aku akan tetap membisu seperti ini” dalam hati Andre hanya dapat mengatakan itu.

Hey!
Apa kalian tau,
Sebenarnya bukan ini yang ku harapkan,
Akupun inginkan kasih yang tulus,
Bukan terdiam menunggu sesuatu yang tetap membisu,
Bukan pula berjalan bersama ketidak pastian,
Aku ingin berlari,
Meninggalkan semua ini,
Mencari ketenangan yang mampu membawaku dari perihnya hati ini,
Segitiga dusta yang penuh dengan air mata,

   Untaian kata yang tak sengaja ku baca di secarik kertas yang berada di bawah meja tulis Sherly, meja tulis tepat di belakang meja tulisku di kelas. Aku tau bukan inginnya untuk tetap berjalan bersama Rio. Rio yang selalu menghangatkan hari-hari nya, mewarnai indahnya hari-hari yang ia lalui, membuatnya semakin sulit untuk melepaskan diri. Meskipun dia tau Rio telah menjadi milik orang lain.
   “kali ini aku bener-bener ingin mencoba membuka hatiku untuk Andre, cha. Tapi aku harus gimana?”penuh sesal ia mengatakannya padaku. Tapi ku coba tuk meraihnya, berharap dapat membebaskannya dari belenggu ini. “aku ga tau harus berkata apa, tapi saat Andre melihatmu bersama Rio, dia sangat terpukul sher, dia menitipkan ini untukmu” aku memberikan seutas kertas yang telah Andre titipkan padaku untuk diberikan pada Sherly. Segera dia baca surat itu :
 
Dear Sherly,
Aku tak tau apalagi yang harus aku katakan. Aku hanyalah seorang lelaki biasa yang tak punya apa-apa. Aku tak lebih dari sekedar pengecut! Pecundang! Tak berani untuk mengatakan apa yang sebenarnya aku rasakan selama ini. Aku biarkan semua ini tertanam dalam hatiku. Memilikimu, adalah hal yang sulit untuk ku. Aku terlalu menyayangimu, hingga ku terlalu takut menyakitimu. Jika memang kamu bahagia bersamanya, aku ikhlas. Aku tak apa. Yang ku inginkan hanyalah kebahagiaanmu. Senyuman manis di bibirmu.
Aku bahagia meskipun hanya seperti itu. Bagiku cinta tak harus memiliki. Aku hanya ingin menjaga perasaan ini sendiri. Tak mengharapkan lagi balasanmu. Tak ingin lagi kupaksakan egoku tuk miliki mu. Apa yang telah aku lihat biarkanlah. Apa yang aku rasakan biarkanlah. Aku adalah aku, dan inilah aku.
Aku akan kembali jalani liku kisahku, SENDIRI. Dan satu hal yang selama ini belum sempat aku ucapkan, aku sangat menyayangimu.

    Membaca surat dari Andre, Sherly begitu tersiksa. Tersiksa membiarkan ketulusan yang ia harapkan selama ini berlalu. “bodoh. Bodoh. Bodoh. Bodoh”Sherly menekuk lututnya dan menyilangkan kedua tangannya pada kakinya. Air matanya terus saja berjatuhan. “sudahlah Sher, jangan kamu sesali semua ini, mungkin ini memang yang terbaik”aku membelai rambut indahnya yang dibiarkan tergerai. “tapi cha, aku telah menyakitinya. Aku benar-benar jahat, membiarkan dia terluka demi cowok yang tak jelas seperti Rio”Sherly memeluku dengan erat.
   “lantas apa yang kamu inginkan sekarang? Mencari dan berusaha mengulurkan tanganmu untuk Andre? Atau kamu akan terus bersama Rio yang kamu tau sendiri dia telah ada yang memiliki?”aku menatap kedua matanya, tajam.
   Sherly tak menjawab apapun, hanya menggelengkan kepalanya denga mata yang berkaca-kaca mengisyaratkan dia tak sanggup lagi dengan semua yang dialaminya.
   Kembali Sherly melangkahkan kakinya, yang mungkin terasa berat untuk bangkit dari semua ini. “biarkan aku sendiri, mencari yang tak mungkin dapat aku temukan”suaranya yang lemah, membuat aku tak tega melihatnya seperti itu. Lagi-lagi dia meninggalkanku, kali ini aku biarkan dia untuk tetap berjalan sendiri.
Tuhan..
Apa yang harus aku lakukan kini,
Aku telah membuat noda hitam diatas ketulusannya,
Inginku mendekatinya dan ulurkan tanganku untuknya,
Namun sulit rasanya untuk ku lakukan itu,
Aku tak ingin membuat noda hitam itu menjadi sebuah kegelapan baginya,
Lantas apa yang harus aku lakukan? Apa?
Aku bagai manusia bodoh yang tak tau apapun,
Atau bahkan lebih dari sebatas manuasia bodoh,
Yang tak punyai hati nurani,

 
  Sherly hanya dapat menuliskan untaian kata-kata ini dalam sebuah buku hariannya. Perasaan bersalahnya terhadap Andre begitu menyiksa dirinya. Terlintas dalam benaknya untuk membuka hati dan mencoba meraih Andre, yang kemudian dia kirimkan sebuah pesan singkat kepada Andre melalui sms, dia mengajak Andre untuk bertemu dan menyelesaikan semuanya.
Tepat pada hari minggu, mereka bertemu di sebuah taman kota yang biasa di jumpai banyak orang untuk menikmati keindahannya.
“ Dre, maafin aku ya, tapi aku ga pernah bermaksud buat nyakitin kamu”dengan sulitnya Sherly mengatakan itu kepada Andre yang sedari tadi hanya terdiam membisu. “ia, aku ga apa-apa ko. Aku tau mungkin ini juga kesalahan aku yang tak pernah berani tuk mengungkapkannya secara langsung. Yang ingin aku tau adalah perasaan kamu yang sebenarnya” Andre tertunduk, seolah dia tak sanggup mendengar kenyataan pahit yang harus dia terima.
“sebenarnya aku punya perasaan yang sama” Sherly berusaha mengatakannya, meskipun dalam hatinya tetap Rio yang dia inginkan. “benarkah?” spontan Andre memegang kedua tangan Sherly erat, penuh harap. “ya, aku memang punya perasaan yang sama sepertimu” kembali sherly meyakinkan Andre. “tapi ada satu hal yang perlu kamu tau, yang akupun baru tau kebenarannya, Rio yang kita kenal selama ini pecinta wanita, ternyata dia benar-benar mencintaimu”matanya tertuju pada Sherly yang terlihat bimbang. “hmm, yasudahlah biarkan semua itu berlalu, toh dia sudah punya cewek kan? Aku tak peduli” terlihat keraguan di mata Sherly yang terus berusaha menyembunyikannya dari Andre.
Waktu berlalu begitu cepat, satu bulan sudah mereka lewati bersama. Sampai suatu ketika dia bertemu Rio, tepat di depan ruang guru di sekolah kami. Sherly dan Rio sempat berbicara sebentar, nampaknya masih tersimpan harapan dalam hati mereka.
“sher, bisa nanti kita bicara sebentar?”harap Rio. “ada apa? Kayaknya bisa, tapi nanti setelah pulang sekolah ya? Gimana?”dengan senyuman yang tlah lama tak terlihat dari wajah Sherly. “oke, nanti aku tunggu kamu di tempat biasa kita ketemu ya”Rio yang kemudian berlari menuju arah kelasnya, yang tepat berada di sebelah kelas kami.
  Sepulang sekolah Sherly bergegas pergi untuk menemui Rio tanpa sepengetahuan Andre. Dan kebetulan pada hari itu Andre memang tidak sekolah, karena sakit.
Sesampainya di sana, di sebuah tempat favorit mereka, tempatnya yang tidak terlalu ramai dan memberikan kesan ketenangan, Sherly langsung mendekati Rio yang sudah menunggunya dari tadi “maap ya lama”sherly yang kemudian duduk di sebelah Rio. “gapapa ko sher”lagi-lagi Rio berikan senyuman mautnya kepada Sherly. “oia, ada yang mau aku tanyakan, sebenernya udah lama sih, tapi baru sempet sekarang. . . .”Rio menghentikan ucapan Sherly dengan jari telunjuknya yang dia tempelkan di mulut Sherly. “sssstt, biarkan aku yang bicara. Aku akan jelaskan semuanya. Sebenernya selama ini aku benar-benar menyayangimu sher, aku simpan perasaan ini dalam-dalam. Aku tak mau persahabatanku dengan Andre hancur hanya karena masalah ini. Perasaan ini tumbuh begitu saja setelah aku tau Andre benar-benar mencintaimu. Aku tak sengaja melihat coretan-coretan di seutas kertas kecil yang tak berharga itu. Tapi semakin hari perasaan ini semakin tumbuh. Aku putuskan untuk mencari cewek lain untuk membantuku melupakanmu. Tapi sampai saat ini aku tak bisa membuang perasaan itu. Aku akan akhiri hubunganku dengan dia, karena dia sudah terlalu lama aku sakiti. Aku tak mau menyakitinya lagi” Rio menjelaskan semua yang dia rasakan selama ini. Sedangkan Sherly hanya dapat terdiam mendengarkan semuanya itu. “kenapa baru sekarang kamu bilang ini?! Apa kamu tau, aku sakit melihat kamu bersamanya, aku sakit dengan semua perhatianmu yang ku kira itu hanyalah rayuanmu yang tak penting, semudah itukah kamu putuskan dia? Ga ada gunanya kamu ngelakuin itu”Sherly begitu lemah. “maafin aku sher, aku bener-bener ga bermaksud seperti itu. Aku benar-benar menyesal” Rio berdiri menarik tubuhnya dan membentur-benturkan kepalanya pada sebuah pohon besar di dekatnya.
“cukup Rio! Cukup! Kamu jangan lakukan itulagi, jangan sakiti dirimu sendiri!” menarik Rio dan membawanya kembali ke tempat duduk. Rio yang kini menangis, memeluk erat Sherly yang juga menangis. “kita tak dapat melakukan apa-apa lagi, kini kita sama-sama telah ada yang memiliki. Mau bagaimanapun, mungkin kita tak akan pernah bisa bersama”tangisan Sherly semakin menjadi, dan membuat Rio semakin menyesal tidak mencoba jujur sejak awal.
Tanpa disadari ternyata Andre mengikuti Sherly sejak tadi, mendengar pembicaraan mereka, dan dia kini telah mengetahui kebenarannya. Andre yang begitu terpukul, dengan keadaannya yang sedang sakit ini membuatnya semakin lemah tak berdaya. Tapi andai saja dia tak mengetahui ini sekarang, dia akan terus berada dalam kesakitannya.
Andre mendekati mereka berdua dengan langkahnya yang begitu lemah, di wajahnya yang pucat terlihat jelas air matanya yang terus saja berjatuhan. Dari kejauhan Sherly melihat kedatangan kekasihnya itu, dengan penuh rasa bersalah sherly segera mendekati Andre yang masih berusaha ingin mendekati Sherly dan Rio. “kenapa kamu ada di sini? Dengan siapa kamu ke sini?”pertanyaan-pertanyaan terus sherly lontarkan kepada Andre, sikapnya menunjukan kekhawatiran. “aku tak apa, kamu tak perlu khawatir, karena aku yang mengkhawatirkanmu, tak perlu tau dengan siapa aku kesini, karena aku hanya ingin menjagamu. Sekarang aku telah mengetahui semuanya. Aku tak pernah menyangka kejadiannya akan seperti ini, tapi aku tak mau membiarkan kamu merasakan sakit bersamaku. Cukup sampai disini. Aku takkan menyesali semua yang telah terjadi. Bagiku ini semua adalah warna-warni kehidupanku yang harus aku lalui. Terima kasih telah menjadi bagian dari cerita hidupku. Memang benar dengan yang dulu pernah aku ucapkan, cinta itu tak harus memiliki. Dan kamu tercipta indah bukanlah untukku. Aku ada hanya untuk menjagamu, dari kejauhan dan hanya dapat aku rasakan sendiri ketulusan ini. Pergilah bersama Rio. Aku tak akan mengharapkanmu lagi. Aku hanya ingin melihatmu tersenyum, meskipun kau tersenyum bukan untuk ku.” Andre tampak benar-benar rapuh. Melihatnya, Sherly dan Rio tak kuasa.
“maapkan aku Dre, aku tak pernah mau menyakiti hatimu, dan akupun tak ingin melukai hatimu, tapi aku tak bisa berbohong pada persaanku sendiri. Kamu adalah cowok terbaik yang pernah aku kenal, sampai kapanpun aku takkan pernah melupakan kamu”sherly kemudian melepaskan tangan Andre dengan perlahan. Kemudian dia menjatuhkan tubuhnya, bersandar pada sebuah pepohonan di dekatnya dan menangis dengan tersedu-sedu. “untuk pertama dan terakhir kalinya, aku ingin melihatmu benar-benar tersenyum tulus untukku”Andre membiarkan jemarinya mengusap air mata Sherly yang membasahi wajahnya. Sherly pun memberikan senyuman manis yang terlukis di bibirnya itu kepada Andre.
Andre kemudian memalingkan mukanya, meninggalkan Sherly dan Rio. “Dre, maapin aku. Aku janji akan menjaga Sherly dan terus menyayanginya” Rio sedikit berteriak mengatakannya kepada Andre yang jaraknya semakin menjauh. Andre menoleh kebelakang dan hanya melontarkan sedikit senyuman, tepatnya senyuman di balik kehancuran hatinya saat itu.
Andre berjalan mendekati motornya, kembali menyetir motor NINJA-nya yang berwarna hijau muda itu. Tapi sesuatu yang tak diduga terjadi, saat di perjalanan tak jauh dari tempat itu yang kira-kira hanya 1m, Andre terbentur mobil yang melaju didepannya yang begitu kencang.
“Andreeeeeeeeeeee. . . .” spontan Sherly berteriak dan berlari mendekati Andre yang kini terkapar di tengah jalan raya, dipenuhi dengan lumuran darah menyelimuti tubuhnya yang tak berdaya.
“a-a-aku s-s-sayang k-k-kamu” dengan terbata-bata Andre mengucapkannya, mungkin itu kata terakhir yang di dengar Sherly, jemarinya yang lemah membelai wajah sherly tiba-tiba terjatuh begitu saja, jantungnya berhenti berdetak saat itu. Sherly dan Rio hanya dapat terdiam, menunduk di samping jasad Andre dengan menitikan air matanya.
“kini Andre telah benar-benar menjadi bagian dari kenangan perjalanan hidupku. Aku takan pernah melupakan semua ketulusannya selama ini kepadaku, dan aku yang telah membuatnya seperti ini, aku takan pernah bisa memaapkan diriku sendiri. Cinta tidak menyadari kedalamannya, sampai ada saat perpisahan”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar