LUCKY
Dan pada akhirnya gw ga bisa menahan air mata gw. Oke! Kali ini gw akan membiarkan air mata gw berjatuhan sebanyak yang mereka inginkan. J
Dan pada akhirnya gw ga bisa menahan air mata gw. Oke! Kali ini gw akan membiarkan air mata gw berjatuhan sebanyak yang mereka inginkan. J
Gw ga akan melarangnya lagi. Karena gw tau, gw bisa
ngerasain banget gimana sakitnya menahan air mata. J
Katakanlah gw munafik. Gw bisa dengan santainya tersenyum
untuk semua orang, dengan hati gw yang sehancur-hancurnya. Gw bisa tertawa lebar bersama orang dideket
gw dengan otak yang tak pernah berhenti berfikir bagaimana cara gw keluar dari
semua masalah ini.
Semua itu gw lakukan karena gw ga mau kehilangan semua
orang yang gw sayang. Cukup gw jauh dari mereka semua. Tapi yang gw mau sejauh
apapun kita, gw masih bisa merasakan betapa semua orang disekeliling gw
menyayangi gw.
Sejenak gw pejamkan mata. Gw flash back ke masa dimana gw masih bersama keluarga gw. Keluarga gw
yang begitu menyayangi gw, yang selalu memberikan apapun yang gw mau. Yang
selalu membangunkan gw saat gw terjatuh. Yang selalu memanjakan gw. Yang selalu
memeluk gw disaat gw penuh dengan ketakutan. Yang selalu mengusap air mata gw
disaat gw menangis.
Ya, betapa mereka menyayangi gw saat itu. J
Tapi semua berubah begitu cepat. Mereka lebih mementingkan
perasaan mereka. Mementingkan ego mereka. Terkadang dalam benak gw muncul
beribu pertanyaan yang sampai sekarang ga pernah gw temukan jawabannya.
Apa mereka tau saat ini gw butuh mereka?
Apa mereka tau saat ini gw rindu pelukan hangat dari
mereka?
Apa mereka tau saat ini gw benar-benar merasa sendiri
berada di dunia ini?
Apa mereka tau saat ini gw punya banyak cerita?
Apa mereka tau saat ini gw menahan banyak air mata?
Apa mereka tau saat ini gw menumpuk beban?
Apa mereka tau saat ini gw merindukan mereka?
Apa mereka tau gw mau mereka berkumpul lagi bersama gw, kk
gw dan ade gw?
Dan apa mereka tau betapa gw sayang mereka dan membutuhkan
mereka?
Mungkin semua pertanyaan gw terlihat lebay, payah, cengeng,
semua deh. Tapi sungguh kali ini gw serasa ingin marah, tapi gw juga ga mau
marah. Gw pengen nangis, tapi gw juga ga mau nangis.
Semua keadaan telah berubah saat mereka memutuskan untuk
berpisah. Berpisah dan benar-benar berpisah. Kehidupan gw jadi benar-benar
berubah. Ternyata untuk dapat menerima kenyataan itu ga semudah membalikan
telapak tangan. Butuh proses yang panjang. Butuh hati yang benar-benar tulus. Benar-benar
ikhlas. Terkadang gw berfikir gw adalah orang yang kurang beruntung. Tapi itu
adalah salah besar. Ini adalah salah satu keberuntungan gw.
Dari semenjak kejadian perpisahan mereka, gw dipaksakan
untuk bisa hidup sendiri apapun itu alasannya. Gw dipaksakan untuk menjadi
benar-benar seribu kali lipat lebih kuat dari gw yang biasanya. Gw dipaksakan
untuk menjadi sosok yang bisa menerima kehadiran anggota keluarga baru. Gw dipaksakan
untuk menjadi dewasa apapun itu alasannya. Gw dipaksakan untuk tidak merasakan
sakit. Gw dipaksakan untuk terus berjalan menerima apapun didepan yang akan
menerpa gw.
Saat pertama gw masuk ke perguruan tinggi, gw benar-benar
jauh dari mereka. Kita sekeluarga berpisah. Gw putuskan untuk menetap di salah
satu kota, untuk gw menuntut ilmu. Bertepatan dengan itu, kakak gw yang balik
ke jepang untuk melanjutkan pendidikannya di sana. Ibu gw memilih untuk kembali
ke rumah orang tuanya yang berada di pedalaman, dan membutuhkan waktu yang
sangat lama untuk bisa sampai di sana. Dan ayah gw pada akhirnya tetap tinggal
di rumah kita yang dulu bersama keluarga barunya.
Saat-saat pertama gw dikenalkan dengan 3 orang adik tiri
gw, rasanya sakit. Tapi gw berusaha untuk menerima mereka semua. Meskipun pada
kenyataannya mereka semua yang tidak memperlakukan gw sewajarnya dengan
hak gw sebagai anak dari ayah gw
sendiri. Semakin lama gw jauh dari keluarga ini, gw semakin merasa menjadi
orang asing berada diantara mereka. Dan lagi-lagi gw harus tetap bisa menerima.
Karena mereka juga sekarang adalah bagian dari keluarga gw.
Satu tahun yang lalu gw di fonis terkena tumor. Awalnya itu
memang tumor jinak. Dokter tidak menyarankan untuk penganggkatan tumor itu,
karena tak ada pilihan yang akan menyelamatkan gw. Jika tumor itu diangkat akan
menyebabkan tulang rahang gw rapuh. Dan tau kan artinya, jika tulang rahang gw
rapuh. Dan jika tidak diangkatpun, akan semakin mendekati saraf-saraf di
sekitarnya.
Tapi meskipun begitu gw ga pernah mau mengeluh hanya karena
ini. Karena gw tau, dengan mengeluhpun itu tidak akan merubah keadaan. Gw bisa
ko bersikap normal, seperti orang normal lainnya. Meskipun terkadang disaat
malam datang, gw harus menahan betapa sakitnya menahan penyakit gw ini. J
Baru-baru ini gw dihadapkan dengan masalah pertemanan gw.
Prinsip gw masih tetap sama, bertemanlah dengan siapapun itu. J
Meskipun terkadang harus gw yang selalu menyesuaikan
dengan mereka semua. Apapun yang
terjadi tetaplah hanya diri gw sendiri yang
tau. Tak banyak orang yang tau gw seutuhnya. Sesekali gw iri dengan mereka yang
punya banyak teman dan mereka bisa menceritakan segala sesuatunya yang terjadi
pada diri mereka, dan mereka semua dapat saling mengerti satu sama lain. Sedangkan
gw, terkadang gw masih harus menyembunyikan rasa kesal gw disaat gw
diperlakukan tidak semestinya.
Dan lagi-lagi gw harus bisa menerima semua kenyataan ini. Sekali
lagi, gw adalah cewe yang beruntung. Karena tuhan masih menyayangi gw. Dengan
semua ini gw bisa belajar menjadi cewe yang kuat. Apapun yang terjadi, gw yakin
pasti ada makna yang bisa gw ambil. :)